Bagian II Pengakuan Iman Rasuli
Bagian 5 : Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara
orang mati.
Pendahuluan
Pada bagian sebelumnya telah ditegaskan bagaimana proses kematian Yesus sebagai manusia. Semua itu terjadi justru sebagai lambang kemenangan iman karena hutang dosa dan maut hanya dapat dibayar melalui kematian korban yang suci. Yesuslah pengganti bagi kita untuk menanggung segala konsekwensi dari dosa kita, sehingga manusia dapat dilepaskan dan diselamatkan dari maut.
Artinya : Yesus sudah mendahului kita masuk ke alam maut, tapi karena Dialah Allah itu sendiri, tidak mungkin Dia terikat oleh kuasa maut, bahkan Yesus justru datang untuk mematahkan kuasa maut (I Korintus 15 : 54 - 55. Bandingkan Kisah 2 : 24, 27, 31). Yesus sudah dilepaskan dari ikatan kuasa maut. Dia sudah bangkit, kekuasaan iblis telah dikalahkanNya.
Pada Hari Yang Ketiga Bangkit
Sering dipersoalkan, istilah tiga hari apakah 3 x 24 jam ? Atau ada 3 malam ? Atau dengan maksud lainnya (lihat penjelasan di Artikel : KAPAN YESUS KRISTUS DISALIB?
Namun secara jelas Alkitab menulis Yesus Kristus bangkit pada hari yang ketika, dan kebangkitannya terjadi pada hari pertama dari suatu pekan (hari Minggu), lihat artikel HARI KEBANGKITAN KRISTUS : IBADAH HARI MINGGU.
Berita pokok Kebangkitan Yesus :
KebangkitanNya menjadi pernyataan kemenangan atas dosa, maut dan iblis. Dalam kebangkitanNya juga dinyatakan bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah dan Tuhan kita (bandingkan Roma 1 : 4, Kisah 2 : 32 dst). Dalam kebangkitanNya kini manusia punya pengharapan baru, hidup yang menang (bandingkan 2 Korintus 1 : 9; I Petrus 1 : 3).
Muncul persoalan teologis : Ada yang menyatakan Yesus mati semu / pingsan. Artinya tidak benar-benar mati. Persoalan ini bertentangan dengan pernyataan di atas (bagian 4 Pengakuan Iman Rasuli). Juga banyak kesaksian Para Rasul dan orang lain tentang kematianNya. Atau sebaliknya : Ada yang menyatakan Yesus tidak pernah dibangkitkan. Pernyataan ini pun lemah, karena kesaksian tentang itu banyak (Lukas 24 : 36 - 43; Markus 16 : 12; Yohanes 20 : 14 ; I Korintus 15 : 1) dan banyak dukungan lainnya. Kita tidak mungkin meragukan kesaksian Para Rasul, karena mereka saksi mata, tokoh yang jujur dan keberanian mereka untuk menyatakan kebangkitan Yesus sampai rela mati untuk itu jelas tidak perlu kita ragukan.
Faedah Kebangkitan Kristus
Apa pentingnya bagi kita soal kebangkitan Kristus ?
Pendahuluan
Pada bagian sebelumnya telah ditegaskan bagaimana proses kematian Yesus sebagai manusia. Semua itu terjadi justru sebagai lambang kemenangan iman karena hutang dosa dan maut hanya dapat dibayar melalui kematian korban yang suci. Yesuslah pengganti bagi kita untuk menanggung segala konsekwensi dari dosa kita, sehingga manusia dapat dilepaskan dan diselamatkan dari maut.
Artinya : Yesus sudah mendahului kita masuk ke alam maut, tapi karena Dialah Allah itu sendiri, tidak mungkin Dia terikat oleh kuasa maut, bahkan Yesus justru datang untuk mematahkan kuasa maut (I Korintus 15 : 54 - 55. Bandingkan Kisah 2 : 24, 27, 31). Yesus sudah dilepaskan dari ikatan kuasa maut. Dia sudah bangkit, kekuasaan iblis telah dikalahkanNya.
Pada Hari Yang Ketiga Bangkit
Sering dipersoalkan, istilah tiga hari apakah 3 x 24 jam ? Atau ada 3 malam ? Atau dengan maksud lainnya (lihat penjelasan di Artikel : KAPAN YESUS KRISTUS DISALIB?
Namun secara jelas Alkitab menulis Yesus Kristus bangkit pada hari yang ketika, dan kebangkitannya terjadi pada hari pertama dari suatu pekan (hari Minggu), lihat artikel HARI KEBANGKITAN KRISTUS : IBADAH HARI MINGGU.
Berita pokok Kebangkitan Yesus :
KebangkitanNya menjadi pernyataan kemenangan atas dosa, maut dan iblis. Dalam kebangkitanNya juga dinyatakan bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah dan Tuhan kita (bandingkan Roma 1 : 4, Kisah 2 : 32 dst). Dalam kebangkitanNya kini manusia punya pengharapan baru, hidup yang menang (bandingkan 2 Korintus 1 : 9; I Petrus 1 : 3).
Muncul persoalan teologis : Ada yang menyatakan Yesus mati semu / pingsan. Artinya tidak benar-benar mati. Persoalan ini bertentangan dengan pernyataan di atas (bagian 4 Pengakuan Iman Rasuli). Juga banyak kesaksian Para Rasul dan orang lain tentang kematianNya. Atau sebaliknya : Ada yang menyatakan Yesus tidak pernah dibangkitkan. Pernyataan ini pun lemah, karena kesaksian tentang itu banyak (Lukas 24 : 36 - 43; Markus 16 : 12; Yohanes 20 : 14 ; I Korintus 15 : 1) dan banyak dukungan lainnya. Kita tidak mungkin meragukan kesaksian Para Rasul, karena mereka saksi mata, tokoh yang jujur dan keberanian mereka untuk menyatakan kebangkitan Yesus sampai rela mati untuk itu jelas tidak perlu kita ragukan.
Faedah Kebangkitan Kristus
Apa pentingnya bagi kita soal kebangkitan Kristus ?
Pertama
(Katekismus Heiddelberg, pertanyaan
no. 45) : Kita beroleh pengampunan dosa dan menjadi orang benar
dihadapan Allah.
Kedua
: Oleh karena manusia lama itu
sudah disalibkan bersama Kristus maka dalam hidup ini pun kita
dibangkitkan untuk memulai suatu kehidupan yang baru (Roma 6 : 5 - 6).
Ketiga
: Karena Yesus manusia pertama yang
sudah dibangkitkan, maka kita pun menanti-nantikan kebangkitan kita juga pada
waktu kemenanganNya yang akan dinyatakan kelak (I Korintus 15 : 20 - 23).
Tapi siapa yang beroleh faedah kebangkitan Kristus ? Sebenarnya keselamatan tersebut ditujukan untuk setiap manusia, namun baru berkhasiat bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan.
Tapi siapa yang beroleh faedah kebangkitan Kristus ? Sebenarnya keselamatan tersebut ditujukan untuk setiap manusia, namun baru berkhasiat bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan.
Bagian 6 : "Naik ke surga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa yang mahakuasa"
Pendahuluan
Dalam suatu pengajaranNya, Yesus pernah berkata, "Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa". Keilahian Kristus tidak hanya dinyatakan bahwa Dia telah bangkit mengalahkan kematian. Setelah Ia telah bangkit dari antara orang mati, selama 40 hari Yesus menampakkan diri kepada murid-muridNya, lalu Ia berpisah dengan mereka, naik kembali ke sorga, karena Dia berasal dari sorga. Artinya : Ia pulang kembali "ketempat dimana Ia sebelumnya berada" (Yohanes 6 : 62). Pernyataan ini memberikan indikasi yang jelas kepada kita bahwa Yesus adalah Allah oknum kedua yang sekarang berada di dalam sorga dan duduk disebelah kanan Allah Bapa.
Pernah dipersoalkan, Yesus naik ke sorga hanya dalam wujud Roh ataukah bersamaan dengan tubuh manusiaNya ? Ingat, Yesus yang bangkit itu bukan saja Yesus yang ilahi dalam wujud Roh, tapi juga Yesus dalam wujud kemanusiaan yang pernah dilahirkan di Betlehem, besar di Nazaret itu. Artinya yang ingin ditekankan oleh penulis Alkitab pada bagian ini bahwa dengan tubuh kebangkitanNya itulah Yesus telah naik ke sorga.
Pengertian Sorga
Dunia sesudah kematian sesungguhnya nyata ada. Dalam Alkitab kita memperoleh informasi ada 2 dunia :
1. sorga, suatu tempat yang indah dan disediakan bagi orang-orang yang percaya pada Allah dan taat kepadaNya.
2. neraka, suatu tempat siksaan bagi iblis dan orang-orang yang tidak pernah percaya pada Allah.
Dalam Alkitab ada 3 pengertian:
1. Dunia tanpa akhir, hidup bersama Allah yang berkesinambungan. Allah senantiasa berada di sorga. Tempat kediaman Allah, disanalah Allah bertahta (bdk Mat 6 : 10).
2. Dunia tempat para malaikat dan manusia yang senantiasa hidup bersama dengan Allah. Inilah tempat yang disediakan sebagai upah orang Kristen; harta dan warisan semua berada di dalam sorga. Tempat inilah yang menjadi pengharapan akhir orang Kristen.
3. Langit, yang berada di atas kita dan lebih bersifat tidak terbatas dibandingkan dengan lainnya. Suatu tempat yang merupakan lambang dalam ruang dan waktu untuk kehidupan kekal Allah.
Jadi, kalau dinyatakan Yesus naik ke sorga bukan berarti bahwa Yesus menjadi manusia pertama yang terbang ke luar angkasa. Pernyataan naik ke sorga yang disaksikan banyak murid-muridNya tersebut merupakan tanda bagi murid-muridNya, karya kehadiran fisik Yesus yang terakhir. Yesus berpisah sementara waktu dengan murid-muridNya untuk memerintah dari sorga tapi berjanji akan datang kembali untuk menghakimi dunia pada zaman akhir.
Sebelah Kanan Allah Bapa
Kini Yesus ada di sorga, duduk sebelah kanan Allah Bapa dengan pengertian, kini Yesus mengambil bagian sepenuhnya dalam kemuliaan Allah, dalam kekuasaan dan pemerintahanNya. Disebelah kanan adalah tempat kehormatan (lihat 1 Raja 2 : 19; Mazmur 45 : 10). Jadi Yesus diberi hormat yang sama besarnya dengan Allah Bapa (bandigkan Wahyu 5 : 11-13). Yesus kini penuh dengan kuasa, menjadi Raja yang mulia, yang mempunyai segala kuasa dan menjalankan perintahNya (Efesus 1:2). Yesuslah Raja Dunia, semua ditaklukkan kepadaNya (Efesus 1:22), dengan kacamata iman kita sedang melihat Yesus di mahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan iman (Ibrani 2:8-9). Yesus juga Raja Gereja, Ia memerintah jemaatNya dengan Firman dan Roh. Jemaat dipersatukan dengan Dia bagaikan tubuh dan Yesus Kepala Gereja (Efesus 1:22-23). Dalam konsep demikianlah maka gereja merupakan Kerajaan Allah dimana Allah menjadi semua di dalam semua (Efesus 1:23; I Korintus 15:28 )
Bagian
7 : Dan dari
sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati"
Pendahuluan
Sejak peristiwa kenaikan Yesus ke surga (Kisah 1:9-11) para murid berkumpul di Yerusalem dan menantikan janji malaikat bahwa Yesus akan datang kembali seperti Ia telah naik ke surga (Kisah 1:11). Dalam pengertian para murid waktu itu, perpisahan fisik dengan Yesus hanya sementara waktu. Mereka sangat menantikan waktu kedatangan Yesus untuk menjemput mereka dan memimpin mereka dalam suasana yang baru. Namun, belum lagi mereka menyaksikan hal tersebut, peristiwa pentakosta terjadi dan mereka dipenuhi oleh Roh Kudus. Roh Penghibur yang pernah dijanjikan Yesus semasa hidupNya (bandingkan Kisah 2:1 ; Yohanes 14:15).
Semenjak murid-murid dipenuhi oleh Roh Kudus dalam masa pentakosta tersebut, mereka mempunyai pemahaman yang baru, keberanian yang baru, kuasa yang baru dan persekutuan yang baru. Murid Tuhan Yesus yang kemudian diterima sebagai rasul oleh murid-murid lainnya, secara aklamasi diterima sebagai pemimpin rohani dari komunitas yang khas itu. Rasul-rasul selain menggembalakan jemaat Kristen yang baru, mereka juga memberi penghiburan agar tetap setia dengan iman yang jemaat telah terima. Aniaya dan tekanan terhadap komunitas yang baru tersebut dapat ditanggung dengan tabah dan setia oleh karena rasul-rasul senantiasa memberikan pengharapan akan kelepasan dikala Yesus datang kedua kalinya nanti (bandingkan 1 Petrus 2:18-25; 4:12-19; Roma 5:1-11; 8:18-25).
Yesus Datang Untuk Menghakimi
Dalam pemahaman teologis yang semakin matang para rasul sadar, masa penantian dalam pengharapan kedatangan Yesus kedua kali merupakan hari-hari terakhir atau akhir zaman (bandingkan Kisah 2:17; 1 Tesalonika 4:13-18 khusus kita temukan dalam keseluruhan Kitab Wahyu). Masa itu pasti akan datang, tapi ada tanda-tanda yang akan mendahului untuk menjadi peringatan bahwa dunia dan umat manusia menuju pada hari pengadilan (bandingkan Matius 16:3, 24:3-14).
Pengajaran rasul tentang hari penghakiman tersebut oleh sekelompok tertentu dari sekte-sekte Kristen diselewengkan untuk mencari ramalan dan penjelasan tentang masa depan, mereka sibuk membuat rumusan kapan masa Yesus datang, padahal Yesus pernah mengatakan, tidak seorangpun yang tahu (Matius 24:36). Bahkan pengajaran itu telah mempengaruhi sebagian jemaat sehingga disesatkan. Mereka hanya mengkonsentrasikan pada hal-hal yang sifatnya mereka-reka / menduga-duga masa akhir tersebut, sehingga lupa inti pengajaran Injil Keselamatan bagi manusia di dalam nama Yesus yang telah hidup, mati disalibkan, dan bangkit dari antara orang mati, dan kini duduk disebelah kanan Allah sambil berjanji akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Jadi, kenaikan Yesus ke surga adalah hakekat kemuliaan sebagai Allah, Ia akan datang ke bumi sebagai seorang hakim, mengadili semua manusia atas kehidupan yang pernah dilakukan.
Pertanyaannya: Bilakah waktu itu akan tiba ? Yesus menjawab sendiri dengan tegas: soal itu bukan urusanmu (Kisah 1:7, bandingkan Matius 24:36; 1 Tesalonika 5:2). Artinya, soal kapan waktunya tidak seorangpun yang tahu. Jadi, hindari pemikiran yang menduga-duga, menghitung-hitung waktu tersebut. Ada banyak yang karena berusaha keras memikirkan hal tersebut justru jadi menyimpang dari kebenaran Injil. Mereka menjadi sesat dan menyesatkan orang lain.
Yesus datang sebagai hakim di masa kedatanganNya yang kedua kalinya nanti. Tugas kita sebagai anak-anakNya: menjadi saksi-saksi Kristus (Kisah 1:8 ), membawa kabar keselamatan ke seluruh dunia, ke semua orang yang membutuhkan. Masa-masa ini adalah masa yang penting bagi gerejaNya untuk terus bergiat dalam pemberitaan Injil. Tentangan dan tantangan bisa datang kapan saja terhadap orang-orang percaya, tapi FirmanNya menghiburkan sambil mendorong: Kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu ! (2 Timotius 4:5)
Pendahuluan
Sejak peristiwa kenaikan Yesus ke surga (Kisah 1:9-11) para murid berkumpul di Yerusalem dan menantikan janji malaikat bahwa Yesus akan datang kembali seperti Ia telah naik ke surga (Kisah 1:11). Dalam pengertian para murid waktu itu, perpisahan fisik dengan Yesus hanya sementara waktu. Mereka sangat menantikan waktu kedatangan Yesus untuk menjemput mereka dan memimpin mereka dalam suasana yang baru. Namun, belum lagi mereka menyaksikan hal tersebut, peristiwa pentakosta terjadi dan mereka dipenuhi oleh Roh Kudus. Roh Penghibur yang pernah dijanjikan Yesus semasa hidupNya (bandingkan Kisah 2:1 ; Yohanes 14:15).
Semenjak murid-murid dipenuhi oleh Roh Kudus dalam masa pentakosta tersebut, mereka mempunyai pemahaman yang baru, keberanian yang baru, kuasa yang baru dan persekutuan yang baru. Murid Tuhan Yesus yang kemudian diterima sebagai rasul oleh murid-murid lainnya, secara aklamasi diterima sebagai pemimpin rohani dari komunitas yang khas itu. Rasul-rasul selain menggembalakan jemaat Kristen yang baru, mereka juga memberi penghiburan agar tetap setia dengan iman yang jemaat telah terima. Aniaya dan tekanan terhadap komunitas yang baru tersebut dapat ditanggung dengan tabah dan setia oleh karena rasul-rasul senantiasa memberikan pengharapan akan kelepasan dikala Yesus datang kedua kalinya nanti (bandingkan 1 Petrus 2:18-25; 4:12-19; Roma 5:1-11; 8:18-25).
Yesus Datang Untuk Menghakimi
Dalam pemahaman teologis yang semakin matang para rasul sadar, masa penantian dalam pengharapan kedatangan Yesus kedua kali merupakan hari-hari terakhir atau akhir zaman (bandingkan Kisah 2:17; 1 Tesalonika 4:13-18 khusus kita temukan dalam keseluruhan Kitab Wahyu). Masa itu pasti akan datang, tapi ada tanda-tanda yang akan mendahului untuk menjadi peringatan bahwa dunia dan umat manusia menuju pada hari pengadilan (bandingkan Matius 16:3, 24:3-14).
Pengajaran rasul tentang hari penghakiman tersebut oleh sekelompok tertentu dari sekte-sekte Kristen diselewengkan untuk mencari ramalan dan penjelasan tentang masa depan, mereka sibuk membuat rumusan kapan masa Yesus datang, padahal Yesus pernah mengatakan, tidak seorangpun yang tahu (Matius 24:36). Bahkan pengajaran itu telah mempengaruhi sebagian jemaat sehingga disesatkan. Mereka hanya mengkonsentrasikan pada hal-hal yang sifatnya mereka-reka / menduga-duga masa akhir tersebut, sehingga lupa inti pengajaran Injil Keselamatan bagi manusia di dalam nama Yesus yang telah hidup, mati disalibkan, dan bangkit dari antara orang mati, dan kini duduk disebelah kanan Allah sambil berjanji akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Jadi, kenaikan Yesus ke surga adalah hakekat kemuliaan sebagai Allah, Ia akan datang ke bumi sebagai seorang hakim, mengadili semua manusia atas kehidupan yang pernah dilakukan.
Pertanyaannya: Bilakah waktu itu akan tiba ? Yesus menjawab sendiri dengan tegas: soal itu bukan urusanmu (Kisah 1:7, bandingkan Matius 24:36; 1 Tesalonika 5:2). Artinya, soal kapan waktunya tidak seorangpun yang tahu. Jadi, hindari pemikiran yang menduga-duga, menghitung-hitung waktu tersebut. Ada banyak yang karena berusaha keras memikirkan hal tersebut justru jadi menyimpang dari kebenaran Injil. Mereka menjadi sesat dan menyesatkan orang lain.
Yesus datang sebagai hakim di masa kedatanganNya yang kedua kalinya nanti. Tugas kita sebagai anak-anakNya: menjadi saksi-saksi Kristus (Kisah 1:8 ), membawa kabar keselamatan ke seluruh dunia, ke semua orang yang membutuhkan. Masa-masa ini adalah masa yang penting bagi gerejaNya untuk terus bergiat dalam pemberitaan Injil. Tentangan dan tantangan bisa datang kapan saja terhadap orang-orang percaya, tapi FirmanNya menghiburkan sambil mendorong: Kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu ! (2 Timotius 4:5)
Bagian
8 :
"Aku percaya kepada Roh Kudus"
Pendahuluan
Setelah kita mengaku Aku percaya kepada Allah Bapa ...... Aku percaya kepada Yesus Kristus kini kita masuk pada bagian ketiga rumusan Iman Rasuli, yaitu Aku percaya kepada Roh Kudus. Dengan tegas terlihat, dari Pengakuan Iman Rasuli kita melihat formula Allah Tritunggal yang menjadi pilar utama iman orang Kristen. Pada Allah yang Tritunggal itulah kita sandarkan iman kita. Tritunggal = Tiga Allah ?
Dari sekian banyak pergumulan teologis yang muncul konsep Tritunggal salah satu bagian yang paling sulit diuraikan secara rasional. Hal ini terjadi karena memang daya pikir manusia yang sangat terbatas untuk memahami Allah yang tidak terbatas. Memahami Tritunggal hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang telah percaya kepada keAllahan Yesus Kristus, dan tidak untuk orang yang sama sekali belum percaya. Siapa saja yang mengimani ke-Allah-an Yesus Kristus, ia denga sendirinya mengerti makna Tritunggal/ Trinitas. Karena konsep Tritunggal bersifat Supra Rasio, melampaui kemampuan berpikir manusia. Tapi mengapa kita tetap menerima dan percaya walau sulit dipahami oleh akal pikir ?
Dari kesaksian Alkitab, Allah adalah sungguh-sungguh satu dan Esa, Tritunggal : Bapa dan Anak dan Roh Kudus, bukan tiga Allah, tapi Allah yang Esa
Roh Kudus Adalah Allah
Kedatangan Roh Kudus yang sudah dijanjikan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 14 : 15 diriwayatkan kedatanganNya dalam Kis 2. Terjadi tanda-tanda yang luar biasa dan mengagumkan : mereka berbahasa yang belum mereka pelajari, penuh kuasa dan keberanian memberitakan Injil, bersatu dan berkumpul setiap saat dalam pujian dan sukacita surgawi. Pada peristiwa pentakosta inilah berdirilah Gereja Tuhan pertama kali (Yohanes 15:26-27, Kisah 1:8 ).
Roh Kudus adalah Allah itu sendiri sebagai pribadi ketiga. Pernah dalam sejarah gereja dipertanyakan apakah Roh Kudus adalah Allah ? Dalam Konsili di Konstantinopel (AD381) gereja memutuskan untuk mengutuk ajaran Ananisme dan Masedonianisme yang bukan saja menolak Yesus adalah Tuhan, tapi juga menyangkali keilahian Roh Kudus. Gereja dengan tegas menyatakan : Roh Kudus adalah Allah yang sejajar dalam keilahian dengan Allah Bapa dan Allah Anak / Yesus. Kesimpulan itu dirumuskan dalam syahadat Pengakuan Iman Konstantinopel (= Pengakuan Iman Athanasius, tokoh gereja yang membela kebenaran Tritunggal).
Sejak waktu tersebut gereja mulai berjalan pada garis teologi yang lurus dan memegang teguh Tritunggal, khususnya keilahian Roh Kudus.
Karya Roh Kudus
Sejak PL Roh Kudus telah berkarya bersama pribadi pertama dan kedua telah berkarya di dunia ini:
1. Bersama-sama mencipta dunia dan alam semesta (Kejadian 1:2; 1:27-28 ).
2. Bersama-sama membentuk dan mencipta manusia (Kejadian 2:7). (dalam PL sering disebut sebagai : Roh yang melayang-layang, nafas, angin, Roh Allah, dll).
3. Pekerjaan Roh Kudus dalam melengkapi manusia sebagai pelayanan nabi, Raja, Imam, Hakim, dll. (Keluaran 31:3; Hakim 3:10; Hakim 14:6).
4. Pekerjaan Roh Kudus dalam mengilhami para nabi untuk menulis Firman Tuhan.
5. Pekerjaan Roh Kudus dalam menghasilkan kehidupan bermoral.
6. Pekerjaan Roh Kudus dalam menubuatkan Mesias.
Roh Kudus terus bekerja dalam gerejaNya. Sejak pencurahan Roh Kudus pada masa Pentakosta (dalam PB) Roh Kudus berkarya, yaitu :
1. Mendiami / memenuhi para murid dan memberi kuasa ilahi dalam pelayanan.
2. Roh Kudus yang adalah parakleitos memberi penghiburan bagi jemaat dalam kesulitan dan aniaya.
3. Roh Kudus adalah nafas Allah yang mengilhami para rasul dan murid menuliskan Injil dan surat yang berotoritas Firman Allah (2 Timotius 3:16).
4. Roh Kudus memenuhi setiap orang percaya dalam memberi pengertian / iman tentang karya
keselamatan Yesus Kristus.
Pendahuluan
Setelah kita mengaku Aku percaya kepada Allah Bapa ...... Aku percaya kepada Yesus Kristus kini kita masuk pada bagian ketiga rumusan Iman Rasuli, yaitu Aku percaya kepada Roh Kudus. Dengan tegas terlihat, dari Pengakuan Iman Rasuli kita melihat formula Allah Tritunggal yang menjadi pilar utama iman orang Kristen. Pada Allah yang Tritunggal itulah kita sandarkan iman kita. Tritunggal = Tiga Allah ?
Dari sekian banyak pergumulan teologis yang muncul konsep Tritunggal salah satu bagian yang paling sulit diuraikan secara rasional. Hal ini terjadi karena memang daya pikir manusia yang sangat terbatas untuk memahami Allah yang tidak terbatas. Memahami Tritunggal hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang telah percaya kepada keAllahan Yesus Kristus, dan tidak untuk orang yang sama sekali belum percaya. Siapa saja yang mengimani ke-Allah-an Yesus Kristus, ia denga sendirinya mengerti makna Tritunggal/ Trinitas. Karena konsep Tritunggal bersifat Supra Rasio, melampaui kemampuan berpikir manusia. Tapi mengapa kita tetap menerima dan percaya walau sulit dipahami oleh akal pikir ?
Dari kesaksian Alkitab, Allah adalah sungguh-sungguh satu dan Esa, Tritunggal : Bapa dan Anak dan Roh Kudus, bukan tiga Allah, tapi Allah yang Esa
Roh Kudus Adalah Allah
Kedatangan Roh Kudus yang sudah dijanjikan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 14 : 15 diriwayatkan kedatanganNya dalam Kis 2. Terjadi tanda-tanda yang luar biasa dan mengagumkan : mereka berbahasa yang belum mereka pelajari, penuh kuasa dan keberanian memberitakan Injil, bersatu dan berkumpul setiap saat dalam pujian dan sukacita surgawi. Pada peristiwa pentakosta inilah berdirilah Gereja Tuhan pertama kali (Yohanes 15:26-27, Kisah 1:8 ).
Roh Kudus adalah Allah itu sendiri sebagai pribadi ketiga. Pernah dalam sejarah gereja dipertanyakan apakah Roh Kudus adalah Allah ? Dalam Konsili di Konstantinopel (AD381) gereja memutuskan untuk mengutuk ajaran Ananisme dan Masedonianisme yang bukan saja menolak Yesus adalah Tuhan, tapi juga menyangkali keilahian Roh Kudus. Gereja dengan tegas menyatakan : Roh Kudus adalah Allah yang sejajar dalam keilahian dengan Allah Bapa dan Allah Anak / Yesus. Kesimpulan itu dirumuskan dalam syahadat Pengakuan Iman Konstantinopel (= Pengakuan Iman Athanasius, tokoh gereja yang membela kebenaran Tritunggal).
Sejak waktu tersebut gereja mulai berjalan pada garis teologi yang lurus dan memegang teguh Tritunggal, khususnya keilahian Roh Kudus.
Karya Roh Kudus
Sejak PL Roh Kudus telah berkarya bersama pribadi pertama dan kedua telah berkarya di dunia ini:
1. Bersama-sama mencipta dunia dan alam semesta (Kejadian 1:2; 1:27-28 ).
2. Bersama-sama membentuk dan mencipta manusia (Kejadian 2:7). (dalam PL sering disebut sebagai : Roh yang melayang-layang, nafas, angin, Roh Allah, dll).
3. Pekerjaan Roh Kudus dalam melengkapi manusia sebagai pelayanan nabi, Raja, Imam, Hakim, dll. (Keluaran 31:3; Hakim 3:10; Hakim 14:6).
4. Pekerjaan Roh Kudus dalam mengilhami para nabi untuk menulis Firman Tuhan.
5. Pekerjaan Roh Kudus dalam menghasilkan kehidupan bermoral.
6. Pekerjaan Roh Kudus dalam menubuatkan Mesias.
Roh Kudus terus bekerja dalam gerejaNya. Sejak pencurahan Roh Kudus pada masa Pentakosta (dalam PB) Roh Kudus berkarya, yaitu :
1. Mendiami / memenuhi para murid dan memberi kuasa ilahi dalam pelayanan.
2. Roh Kudus yang adalah parakleitos memberi penghiburan bagi jemaat dalam kesulitan dan aniaya.
3. Roh Kudus adalah nafas Allah yang mengilhami para rasul dan murid menuliskan Injil dan surat yang berotoritas Firman Allah (2 Timotius 3:16).
4. Roh Kudus memenuhi setiap orang percaya dalam memberi pengertian / iman tentang karya
keselamatan Yesus Kristus.
Posted by 06:27 and have
0
komentar
, Published at
No comments:
Post a Comment