Yohanes 17 berisikan
doa Tuhan Yesus untuk murid-muridNya. Di dalam susunan cerita injil Yohanes,
Tuhan Yesus mendoakan murid-muridNya menjelang Ia ditangkap, diadili, dan
dihukum mati. Artinya doa ini terjadi pada saat yang sangat menegangkan. Di
satu sisi para murid berada dalam perasaan gelisah, takut dan sedih karena Sang
Guru mereka akan ditangkap dan dihukum. Sementara di sisi yang lain, Tuhan
Yesus merasa terharu dan sedih karena akan meninggalkan murid-muridNya dalam
keadaan yang tidak aman. Karena itu di dalam doaNya Tuhan Yesus meminta kepada
BapaNya agar para murid tetap dipelihara di dalam kuasa dan kasih Allah Bapa
dan agar mereka tidak tercerai berai setelah penangkapan dan penyaliban
diriNya. “Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam
dunia, dan Aku datang kepadaMu ya Bapa yang Mahakudus, peliharalah mereka dalam
NamaMu, yaitu NamaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi
satu sama seperti kita”; (Yoh. 17: 11) demikian antara lain doa Tuhan
Yesus. Selanjutnya di dalam ayat 18,
20-21 Tuhan Yesus mengatakan di dalam doaNya: “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula
Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia…. Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk
orang-orang yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua
menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau,
agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku.”
Di
dalam doa ini ada tiga hal yang menarik untuk diperhatikan, yaitu:
a. Supaya
para murid menjadi satu. Kata “satu” yang dipakai dalam teks ini mempunyai
makna menjadi sebuah unit atau format
yang tunggal yang dicirikan oleh persatuan. Artinya, kesatuan yang ditekankan
disini bukanlah kesatuan dalam bentuk peleburan atau percampuran beragam unsur
menjadi satu , melainkan persekutuan dan keesaan. Rasul Paulus menerjemahkan
hal ini di dalam surat Filipi dengan mengatakan: “Hendaklah kamu sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia. Sebaliknya
dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada
dirinya sendiri.”Dengan demikian, maksud Tuhan Yesus di dalam
doanya adalah agar para murid dapat menyatukan diri mereka menjadi sebuah
sistem yang saling mendukung dan saling tergantung satu sama lain demi
kelangsungan hidup mereka secara bersama. Hal ini dapat dipahami apabila kita
mengingat konteks penulisan Injil Yohanes, yaitu orang-orang Kristen yang terdiri dari keturunan Yahudi dan
keturunan Yunani. Di antara mereka ada kecenderungan untuk memisahkan diri satu
dengan yang lain karena issu perbedaan adat, budaya, bahasa, dan gaya hidup.
Untuk menghindari perpecahan di antara para murid Yesus (baca: orang-orang
Kristen awal) Yohanes menempatkan harapannya di dalam Doa Tuhan Yesus: Ut omnes unum sint: “Supaya mereka semua
menjadi satu.”
b. Rujukan
persekutuan dan persatuan para murid adalah keesaan Tuhan. Dalam hal ini,
penekanan keesaan Tuhan tidak terletak pada kesamaan wujud tetapi pada kesamaan
misi, bahwa apa yang Tuhan Yesus lakukan di dunia adalah misi Sang Bapa itu
sendiri, yaitu misi penyelamatan. Dan selanjutnya apa yang akan dikerjakan oleh
para murid di dalam dunia adalah misi dari Sang Bapa dan Sang Anak. Dengan
demikian, misilah yang telah mempersekutukan dan mempersatukan unsur-unsur ini.
Dengan kata lain, di dalam misi sang Bapa dan Sang Anak sekalian orang percaya terhisab menjadi satu
unit atau satu sistem yang saling mendukung dan melengkapi.
c. Dengan
adanya persekutuan dan persatuan di antara para murid, maka dunia akan percaya
akan kebenaran misi mereka. Atau dengan kata lain, persekutuan dan persatuan di
antara para murid atau orang-orang Kristen adalah bagian dari misi itu sendiri.
Jadi, misi tidak dapat dilepaskan dari persatuan dan persekutuan murid-murid
Tuhan Yesus (boleh dibaca: gereja), dan sebaliknya persekutuan murid-murid
Tuhan Yesus adalah bagian dari misi itu sendiri.
Posted by 03:10 and have
0
komentar
, Published at
No comments:
Post a Comment