Orang
Kristen, selain dijuluki sebagi anak Allah dan murid Kristus, juga disebut
sebagai laskar Allah. Di dalam materi kali ini, kita akan membahas tentang
peranan doa syafaat dan peperangan rohani dalam kehidupan orang percaya.
Seringkali, orang-orang Kristen tidak memahami prinsip ini dengan baik sehingga
mereka tidak bersyafaat dengan benar dan memenangkan peperangan.
Syafaat atau doa syafaat adalah berdoa
untuk orang lain atau kebutuhannya. Selain untuk orang lain, syafaat
dapat juga dinaikkan untuk suatu kota, bangsa, suku tertentu atau bangsa-bangsa
lain. Paulus menasihatkan kepada Timotius agar ia selalu berdoa syafaat (lihat
I Timotius 2:1-4). Apakah tujuan syafaat itu? Di dalam I Timotius 2:4, Paulus
menegaskan agar semua orang selamat dan beroleh pengetahuan akan kebenaran.
Contoh lain dari syafaat adalah doa Abraham
untuk Sodom. Saat Tuhan berencana untuk menghancurkan Sodom, Abraham melakukan
tawar-menawar (bargaining) dengan Tuhan (lihat Kejadian 18:16-33).
Orang yang
bersyafaat menjadi perantara (istilah populer: “standing in the gap”
– lihat Bilangan 16:48, dalam bahasa Indonesia: “berdiri di antara”). Di kisah
ini diceritakan bahwa beberapa orang dari bangsa Israel (Datan, Korah dan
Abiram beserta pengikutnya) memberontak kepada Musa. Akibat pemberontakan itu,
Tuhan marah besar. Lalu Ia menghajar para pemberontak dengan membuka tanah dan
menelan mereka. Akibat kejadian itu, bangsa Israel memarahi Musa. Tuhanpun
marah lagi. Ia menghukum bangsa Israel dengan tulah yang mematikan, namun Harun
mengambil perbaraan (perbaraan atau pedupaan adalah simbol syafaat – lihat
Wahyu 8:5), berlari ke tengah-tengah jemaat dan menghentikan tulah Tuhan yang
menimpa beberapa orang.
Dari kisah Abraham dan Harun, kita
mempelajari bahwa orang yang menjadi pensyafaat adalah orang yang lembut
hatinya. Pensyafaat adalah orang yang berbelas kasih besar bagi orang atau
keadaan sekelilingnya yang kacau.
Tujuan bersyafaat antara lain:
1. Meminta
perlindungan dan pemeliharaan Allah agar nyata dalam pribadi/pihak yang kita
doakan (I Tesalonika 5:23-24)
2. Meminta
agar Allah mewahyukan Diri-Nya terhadap pribadi yang kita doakan dan memberikan
roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar
(lihat Efesus 1:15-19)
3. Memohon
agar Tuhan memberikan keselamatan, pertobatan dan pemulihan
(lihat I Timotius 2:1-4)
Bangsa Indonesia membutuhkan para
pensyafaat; demikian pula kota kita, sekolah/kampus/tempat kerja kita, keluarga
kita. Baiklah kita berdoa agar Tuhan menjamahnya dan melakukan kehendak-Nya.
Bagaimana sikap kita bila bersyafaat (lihat 2 Tawarikh 7:14)?
1. Merendahkan
diri
2. Berdoa
dengan sepenuh hati/mencari wajah-Nya (lihat juga
Yeremia 29:12-14)
3. Berbalik
dari jalan-jalan yang jahat
Bersyafaat akan lebih efektif bila
dilakukan dengan berpuasa (lihat Yesaya 58:6-7). Selain itu, syafaat tidak
dapat dilepaskan dari peperangan rohani. Karena di dalam bersyafaat kita
menghadapi penguasa-penguasa kegelapan yang ada pada diri orang atau pihak yang
kita doakan. Disadari
atau tidak, semua orang percaya terlibat di dalam peperangan rohani melawan
kuasa
kegelapan
(lihat 1 Petrus 5:8). Medan pertempuran yang paling berbahaya adalah pikiran
kita (lihat 2 Korintus 10:5). Di dalam peperangan rohani, ada beberapa
tingkatan:
1. Tingkat dasar
Contoh: berperang melawan kedagingan (lihat Matius 10:1) atau
pelepasan pribadi (lihat Kisah para Rasul 19:22)
2. Tingkat okultisme
Contoh: berperang melawan sihir, dukun dan kekuatan-kekuatan
gaib (lihat Kisah para Rasul 16:16-24; 19:11-12)
3. Tingkat strategis
Contoh: melawan roh-roh teritorial dari
suatu, kota, atau bangsa (lihatKisah para Rasul 19:27; Daniel 10:12-14; Efesus
6:12)
Tujuan
dari doa peperangan rohani adalah sebagai berikut:
1. Meruntuhkan kuasa kegelapan dan
pekerjaannya di bumi dan di dalam diri manusia (lihat Roma 16:20)
2. Merampas jiwa-jiwa dari
cengkeraman kuasa kegelapan dan membawanya ke dalam terang allah (lihat Yudas 22)
3. Melepaskan berbagai ikatan (kutuk,
kebiasaan buruk, filsafat yang salah, dsb.) pada diri orang-orang yang sudah
percaya
(lihat lukas 4:18-19)
Di
dalam peperangan rohani, ada beberapa perlengkapan kita dalam berperang yaitu:
1. Senjata-senjata Rohani (lihat Efesus 6:13-18)
-
Ikat
pinggang kebenaran:
hidup kita harus selalu berada di dalam kebenaran Allah (Yohanes 15:7).
-
Baju
zirah keadilan:
baju zirah adalah baju yang digunakan untuk melindungi jantung para pahlawan.
Secara rohani, ini berarti kita harus selalu menjaga hati kita (Amsal 4:23).
-
Kasut
kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera: kasut berguna untuk memisahkan
kita dari kotoran yang terinjak; artinya kita harus hidup kudus dan dipenuhi
dengan kebenaran Allah (Injil).
-
Perisai
iman: Iman di
dalam hal ini adalah keyakinan kita di hadapan Allah tentang perlindungan-Nya
bagi kita terhadap setiap serangan musuh (lihat Yesaya 54:17).
-
Ketopong
keselamatan:
ketopong digunakan untuk melindungi kepala; ini berbicara tentang pengudusan
pikiran dari setiap pengaruh nilai-nilai duniawi dan paradigma yang salah
tentang kebenaran sejati.
-
Pedang
Roh, yaitu Firman Allah:
Yesus digambarkan sebagai Pribadi yang dari mulut-Nya keluar pedang tajam
bermata dua. Dengan pedang itu, Ia memukul segala bangsa (lihatWahyu 1:16;
19:15). Semasa di bumi, Yesus juga megalahkan Iblis dengan firman Allah pada
waktu pencobaan di padang gurun (lihat Matius 4:1-11).
2. Darah Yesus
-
Darah
Yesus menyucikan kita dari dosa (lihat Ibrani 13:12, 1 Yohanes 1:7)
-
Darah
Yesus melayakkan kita untuk masuk dalam hadirat Tuhan (lihat Ibrani 10:19-22)
-
Darah
Yesus memberikan perlindungan (lihat Keluaran 12:23)
-
Darah
Yesus menebus manusia (lihat Wahyu 5:9)
-
Darah
Yesus (pengorbanan/kematian-Nya) membuat Allah berpihak di pihak kita (lihat
Roma 8:31-34)
-
Darah
Yesus mengalahkan para pendakwa kita/Iblis (lihat Wahyu 12:11)
3. Nama Yesus
-
Nama
Yesus memiliki otoritas kepada setiap orang percaya untuk menaklukkan kuasa
kegelapan (lihat Markus 16:16-17; lihat Filipi 2:6-7).
4. Kesaksian kita
-
Kita
mengalahkan dusta Iblis dengan menyaksikan segala perbuatan Allah yang ajaib
dan karakter-Nya yang sesungguhnya.
-
Kita
perlu membuat pengakuan iman tentang kebenaran Allah dengan menyatakan kepada
musuh bahwa Allah menjadi pembela bagi kita.
5. Pujian dan penyembahan
-
Mazmur
149:6-9: Di sana disebutkan bahwa para raja (secara rohani, berarti Iblis dan
pasukannya) dikalahkan melalui puji-pujian kita.
-
Kisah
para Rasul 16:25-26: di sana dikisahkan terbebasnya Paulus dan Silas dari
penjara karena memujui-muji Tuhan sambil berdoa.
-
2
Tawarikh 5:11-14; 7:1-3: Kemuliaan Tuhan akan turun bila kita memuji-muji Dia
(lihat juga Mazmur 22:4).
Posted by 03:48 and have
2
komentar
, Published at
Bagus
ReplyDeleteLanjut, Glory Jesus
Bagus
ReplyDeleteLanjut, Glory Jesus