YESUS KRISTUS ADALAH ALLAH,
Yesus
Kristus Adalah Allah, yang dijelaskan dalam tiga alasan, yaitu:
PERKATAAN-NYA
PEKERJAAN-NYA
KEBANGKITAN-NYA
KEMATIAN-NYA
a. PERKATAAN-NYA
Pidato seseorang memberikan pandangan tentang kepribadian
dan karakternya. Kata-kata yang diucapkan Yesus dan dicatat dalam Injil
mempunyai arti yang sangat besar. Kata-kata tersebut menceritakan hati
dan pikiranNya. Baca dan perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini:
1. “Jangalah engkau mencobai Tuhan Allahmu” (Mat 4:7).
Dengan kata-kata itu Yesus memarahi Setan yang berusaha mencobai-Nya.
2. “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada” (Yoh 8:58). Untuk
mematahkan perkataan orang-orang Yahudi, kata-kata Tuhan Yesus menunjukan
keberadaanNya dan membeberkan ketidakpercayaan mereka. Yesus membuat hal
tersebut jelas bahwa Ia adalah sepanjang masa, ada sebelum dunia ini
diciptakan, Allah dari Abraham.
3. “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30)
“Barangsiapa
telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata tunjukan
Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa
di dalam Aku” (Yoh 14:9-10).
Dalam pengalaman dengan murid-muridNya, Yesus tidak
meninggalkan suatu keraguan dalam pikiran mereka bahwa: IA adalah ALLAH yang
mereka sembah. Kutipan-kutipan itu dan sejenisnya dengan jelas menerangkan
bagaimana kita mengerti tentang Manusia Yesus. Mengenal Dia adalah mengenal
Allah sendiri; Melihat Dia adalah melihat ALLAH; percaya kepadaNya adalah
percaya kepada ALLAH. Beberapa orang mungkin akan menolak dan berdebat bahwa
pernyataan-pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang tidak berujung pangkal
dan ungkapan yang tidak berdasar. Penolakan tersebut akan benar jika Yesus
tidak bisa membuktikan kata-kataNya dengan pekerjaanNya. Karena jika Ia tidak
mempunyai bukti untuk membuktikan keberadaanNya maka adalah benar bahwa
pernyataan-pernyataan itu omong kosong.
b. PEKERJAANNYA
Jika Yesus adalah Allah, seperti yang diberitahukan maka
pekerjaan-pekerjaanNya haruslah merupakan supernatural dan diluar kemampuan
manusia. Pekerjaan-pekerjaan tersebut pasti merupakan kenyataan yang tidak
biasa, bersifat spiritual dan ilahi, sesuatu yang diluar kemampuan pemahaman
manusia. Kita telah menceritakan ajaran-ajaranNya. Semua orang yang mendengar
Dia menjadi takjub. AjaranNya bukan dari dunia ini: tidak akan ada manusia
biasa yang bisa mengatakan apa yang Yesus katakan. Allah sendiri dapat
menghasilkan pikiran-pikiran tersebut dan mengucapkan kata-kata itu. Oleh
mujizat-mujizatNya, Yesus telah membuktikan kuasaNya sebagai Tuhan dari
kehidupan dan Kepala dari dunia ini. Hal-hal ini mengejutkan banyak orang
dimana Yesus dapat mengubah air menjadi anggur (Yoh 2:1-11), memberi makan 5000
orang (Mat 14:17-21) atau berjalan diatas sungai Galilea (Mat 9:27; 20:30),
orang lumpuh dibuat jalan ( Mat 11:5, 15:31; Luk 7:22), orang kusta disembuhkan
(Luk 17:12), dan orang mati hidup lagi (Yoh 11; Mar 5:22-43), angin dan laut
tunduk padaNya (Luk 8:25) dan roh-roh jahat juga tunduk padaNya (Mar 1:27). Manusia
menuntut untuk melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat atau mereka tidak akan
percaya. Akan tetapi ketika mereka melihat hal-hal itu, mereka masih saja tidak
percaya, karena mereka mengeraskan hati. Maka Allah menyatakan kepada mereka
yang mencari Dia sebagai Juruselamat: “Percayalah kepadaKu bahwa Aku di
dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; setidak-tidaknya percayalah karena
pekerjaan-pekerjaan itu sendiri” (Yoh 14:11). Jika manusia masih tidak
yakin akan pekerjaan Yesus, maka tidak akan ada sesuatu yang akan bisa mengubah
pikirannya.
c. KEBANGKITANNYA
Dari semua tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang dicatat
dalam Injil, Kebangkitan Yesus
merupakan mujizat terbesar. Tidak pernah ada kejadian serupa terjadi sebelum
dan sesudah kebangkitan Yesus. Untuk seseorang mengklaim bahwa ia akan
memberikan hidupnya bagi orang lain bukanlah mudah, akan tetapi hal tersebut
terjadi walaupun sangat jarang. Tetapi untuk orang mengklaim dan mengumumkan
bahwa ia akan bangkit lagi dari kematian maka hal itu akan membedakanNya dari
manusia. Dari pengorbanan kematianNya di kayu salib, Yesus mengatakan “Bapa
mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawaKu untuk menerimanya kembali.
Tidak seorangpun mengambilnya dariku, melainkan Aku memberikannya menurut
kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya
kembali” (Yoh 10:17-18).
Kebangkitan
Yesus membuktikan Dia sebagai Anak Allah, Allah dalam daging, datang ke dunia
sebagai Anak Manusia untuk menebus kejatuhan manusia untuk kembali kepada
Allah.
JIKA
YESUS ADALAH ALLAH, bukahkah seharusnya semua manusia mengakui dan menyembah
Dia?
d. KEMATIAN-NYA
Hidup dan pekerjaan Yesus tidaklah lengkap tanpa
kematianNya. Tujuan kedatanganNya ke dunia ini adalah untuk menyelamatkan
manusia dan menebus ciptaan yang hilang. “Karena Anak manusia juga datang
bukan karena dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawaNya
menjadikan tebusan bagi orang banyak” (Mar 10:45).
Pada
saat kematianNya sudah dekat, JiwaNya sangat menderita. “Sekarang jiwaKu
terharu dan apakah yang akan Aku katakan? Bapa selamatkan Aku pada saat ini.
Tidak, sebab untuk itulah Aku datang kedalam saat ini” (Yoh 12:27)
Kematian
Yesus merupakan pesan utama Injil. Ini merupakan RENCANA KESELAMATAN
DARI ALLAH UNTUK MANUSIA BERDOSA.
RENCANA
ALLAH MENGENAI KESELAMATAN
Kita mengetahui bahwa kejatuhan Adam mengakibatkan seluruh
umat manusia berada di bawah kuasa kematian. “Sebab itu, sama seperti dosa
telah masuk kedalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut,
demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang
telah berbuat dosa” (Rom 5:12).
Karena
dosa Adam, terbentuk jurang pemisah yang dalam antara manusia dan Allah.
Hubungan awal manusai dengan Allah telah rusak. Manusia menjadi terasing dan
merasa bersalah terhadap Allah, dalam kutukan kematian dan binasa. Oleh karena
manusia merupakan ciptaan Allah dan dibuat sesuai dengan gambar Allah maka
Alllah tidak mengizinkan Setan merampas manusia dari tangan Allah. Alkitab
menjelaskan bahwa Allah telah mengetahui semuanya termasuk ketidak-taatan
Adam. Allah tidak pernah tidak tahu: bersama Dia tidak akan ada kejutan/sesuatu
yang tidak diketahui sebelumnya.
Jadi
Allah mempunyai rencana keselamatan bahkan sebelum dunia diciptakan. Semuanya
telah dirancanakan secara matang, bagaimana rencana jahat Setan dapat
dilumpuhkan dengan korban kematian Tuhan Yesus, Domba Allah.
“Melainkan
dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak Domba
yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan . .
.” (1 Pet 1: 19-20).
Rencana
ini diberitahukan setelah kejatuhan Adam, bahkan ketika Adam dan Hawa masih ada
di taman Firdaus. “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannnya; keturunannya akan
meremukan kepalamu, dan engkau akan meremukan tumitnya” (Kej 3:15).
Kristus, adalah “keturunan prempuan/hawa” akan meremukan kepala setan: Ia akan
meremukan dan mengalahkan musuh jiwa kita.
Rencana Allah akan Yesus untuk menyerahkan hidupNya sebagai
harga dari dosa cukup jelas. Sepanjang kitab Perjanjian Lama, kita melihat hal
ini sebagai tema yang diungkapkan berulang-ulang dalam bentuk persembahan
korban binatang untuk menebus dosa yang disyaratkan Allah. Persembahan Domba
Paskah pada awal Keluarannya bangsa Israel dari Mesir ketika Allah
menyelamatkan umatNya keluar dari perbudakan di Mesir merupakan gambaran
yang tepat dari pengorbanan Yesus, Domba Paskah kita, yaitu untuk menyelamatkan
manusia dari belenggu perbudakan dosa. Dalam Perjanjian Lama, para Nabi melihat
ke depan tentang penyelamatan Allah. Ayat yang tepat menerangkan hal ini di
catat dalam kitab Yesaya 53 yang menerangkan kedatangan Yesus sebagai hamba
yang menderita dan pengorbanan Domba Allah.
RENCANA
ALLAH DALAM MENEBUS DOSA MANUSIA
Ketika
Yesus memulai pelayananNya, Yohanes Pembaptis mengumumkan kedatanganNya: “Lihatlah
Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yoh 1:29).
Allah sendiri tidak pernah memiliki keraguan tentang misiNya
di dunia ini hanya karena pengorbanan Anak Domba Allah. Beberapa kali Yesus
mengingatkan murid-muridNya tentang kematianNya “. . . bahwa Ia harus pergi
ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam,
kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga”
(Mat 16:21). Pada saat hari pengorbananNya sudah dekat, “Ketika hampir genap
waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan pandanganNya untuk pergi ke
Yerusalem” (Luk 9:51). Tidak ada seorangpun yang memaksaNya untuk
meyerahkan hidupNya. “Tidak seorangpun mengambilnya daripadaKu, melainkan
Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan
berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Aku terima dari BapaKu”
(Yoh 10:18).
Pada malam perjamuan terakhir, Yesus mengadakan perjamuan
sakramen tubuh yang dikorbankan dan cucuran darah. “Sebab inilah darahKu,
darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi orang banyak untuk pengampunan dosa”
(Mat 26:28). Dalam adegan menyedihkan di Getsemani, Yesus berdoa dan memutuskan
untuk menyerahkan diriNya untuk memenuhi kehendak BapaNya, yaitu untuk meneguk
cawan kematian yang pahit di kayu salib.
KASIH
ALLAH DIWUJUDKAN DI KAYU SALIB.
Yesus
Kristus menderita di kayu salib untuk menanggung dosa kita. Walaupun demikian
Allah Bapa tidak terlibat dalam pekerjaan penebusan besar ini. Meskipun hal ini
begitu misterius, akan tetapi Alkitab berkata bahwa Allah di dalam Kristus
mendamaikan dunia ini dengan DiriNya (2 Kor 5:19). Dan juga “Akan tetapi
Allah menunujukan kasihNya kepada kita, oleh karena kristus telah mati untuk
kita, ketika kita masih berdosa” (Rom.5:8).
KEMENANGAN
DARI KAYU SALIB
Kematian
Kristus di kayu salib merupakan inti Injil. Domba Allah tidak boleh memiliki
cacat sedikitpun, memberikan hidupNya sebagai jaminan untuk orang banyak (Mar
10:45). Di sana Kristus “Dia yang tidak mengenal dosa dibuatNya menjadi dosa
karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (2Kor 5:21). “IA
sendiri telah memikul dosa kita did alam tubuhNya dikayu salib, supaya kita
yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu
telah sembuh” (1Pet 2:24).
Ketaatan
Kristus kepada kehendak BapaNya membuahkan kemenangan besar atas dosa dan
kematian. “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya
dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Fil 2:8). “Jadi
sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang, semua orang telah menjadi
orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang
benar” (Rom 5:19)
Dengan
kematianNya di kayu salib, Kristus meniadakan halangan yang memisahkan manusia
dengan Allah. Pada saat Ia berkata, “Sudah selesai” dan tirai penutup Bait
Allah terbelah dua, membuka jalan untuk kehadiran Allah untuk semua orang yang
percaya padaNya. Kristus telah membuka jalan ke surga bagi semua orang percaya.
BERKAT
DARI KAYU SALIB
Kepada
semua yang percaya, ada “harapan kehidupan” yaitu iman yang didasarkan pada Kristus yang tersalib
dan yang memberikan hidup. Kita dibenarkan oleh darahNya dan diselamatkan dari
murka Allah. (Rom 5:9). Kita didamaikan Allah oleh KematianNya (Rom 5:10).
Dahulu kita orang tidak dikenal, orang asing, jauh dari Allah. Sekarang, oleh
karena darahNya kita menjadi dekat, dan menjadi warga dan anggota kerajaan
Allah (Ef 2:12-19). Dahulu kita musuh Allah, tetapi sekarang telah didamaikan
(Kol 1:21).
KUASA
DARI KAYU SALIB
Ketika
Yesus naik ke surga, Ia meninggalkan Rasul-rasul meneruskan misiNya, mengajar
semua bangsa dan menjadikan murid-murid yang lebih banyak lagi. Pesan yang
mereka bawa adalah “Yesus Kristus disalibkan” (1 Kor 2:2). Kotbah/pengajaran
salib dan Kristus yang disalibkan adalah “. . . Kristus adalah kekuatan
Allah dan hikmat Allah” (1 Kor 1:24).
Posted by 02:04 and have
0
komentar
, Published at
No comments:
Post a Comment