SIKAP MENGHAKIMI YANG DILAKUKAN PAULUS

SIKAP MENGHAKIMI YANG DILAKUKAN PAULUS



SIKAP MENGHAKIMI YANG DILAKUKAN PAULUS
Masih ingatkah apa yang terjadi di gereja Antiokhia ketika Petrus ada di sana saat itu? Ada baiknya kejadian itu dikutip di sini, “Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. Dan orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka. Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuakn mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: “Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?” (Galatia 2:11-14).
Jika melihat kejadian di atas, sangat jelas bahwa Paulus di sini bertindak memberikan penilaian terhadap sikap Petrus (Kefas) yang tidak benar dimana karena rasa takut terhadap orang-orang Yahudi yang datang dari Yerusalem, Petrus yang tadinya bersedia makan bersama dengan orang-orang Kristen bukan Yahudi, namun kemudian menjauhkan diri hanya karena takut terhadap mereka. Melihat hal ini, Paulus bertindak dan memarahi Petrus di hadapan semua jemaat karena sikap dan tidakannya yang tidak terpuji dan tidak sesuai dengan Injil. Paulus di sini menghakimi Petrus dan melakukannya karena ia telah memastikan tidak melakukan hal yang sama. Paulus melakukan hal itu bukan karena ia manusia sempurna tetapi sebagai pemimpin, rasul dan orang percaya, ia harus mengatakan yang salah itu salah dan yang benar itu benar. Di sinilah peran saling menasihati ada demi kebaikan dan pertumbuhan iman orang percaya.
Tindakan “menghakimi” yang dilakukan Paulus sepertinya tidak merusak hubungan Paulus dan Petrus. Petrus menyadari tindakannya yang salah dan tidak alkitabiah. Petrus mungkin orang yang sangat bersyukur dengan tindakan Paulus. Itulah sebabnya firman Tuhan berkata, “Berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah” (Amsal 9:9).
Tindakan Paulus memarahi Petrus tentu sangat menyakitkan apalagi hal itu dilakukan di depan jemaat. Namun Paulus bukan ingin membesar-besarkan masalah atau menjelek-jelekkan Petrus sehingga masalah itu harus dibukakan dihadapan orang banyak. Tetapi Paulus bersikap sedemikian karena Petrus itu telah bersikap salah dan fatal serta melakukan hal itu secara terbuka di depan jemaat. Besar kemungkinan prilaku Petrus itu telah menjadi pergunjingan di kalangan jemaat Antiokhia saat itu. Itulah sebabnya Paulus harus menyelesaikan masalah itu secara terbuka agar tidak ada hal-hal yang simpang siur dan tersembunyi. Masalah yang dilakukan di depan umum harus diselesaikan depan umum.
Setelah kejadian ini Petrus tentu mengingat kembali bagaimana Allah telah memakainya sebagai alat Tuhan dalam membukakan jalan keselamatan bagi orang-orang bukan Yahudi untuk pertama kalinya ketika ia berada di Yope di rumah seorang yang bernama Simon. Di rumah itu, Allah mempersiapkannya untuk memasuki rumah orang bukan Yahudi. Dengan pertolongan dan rencana Allah, akhirnya Petrus masuk ke rumah Kornelius (orang bukan Yahudi) di Kaesarea (Kisah 10). Bagaimana mungkin seorang yang dipakai Allah sebagai alatNya untuk menjangkau dan menyelamatkan orang-orang bukan Yahudi, namun kemudian menjahuinya hanya karena merasa takut terhadap orang-orang Yahudi Yerusalem? Bagaimana mungkin seseorang yang tadinya memiliki keyakinan besar bahwa Allah menyelamatkan orang-orang bukan Yahudi namun kemudian mengabaikannya? Jadi, adalah hal yang wajar ketika Paulus harus memarahi Petrus atas sikap dan tindakannya.




share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Unknown, Published at 08:27 and have 0 komentar

No comments:

Post a Comment