SIKAP MENGHAKIMI DIBUTUHKAN DALAM PENGINJILAN

SIKAP MENGHAKIMI DIBUTUHKAN DALAM PENGINJILAN



SIKAP MENGHAKIMI DIBUTUHKAN DALAM PENGINJILAN
Ketika melakukan penginjilan, sesungguhnya kita juga telah mengambil sikap menghakimi karena kita berkata “siapa yang tidak percaya pada Yesus akan binasa dan tidak memiliki hidup kekal.” Namun ini merupakan penghakiman yang memiliki arti positif. Dengan kesimpulan ini, Roh Kudus menggerakkan hati orang-orang percaya untuk mempergunakan kesempatan dalam memberitakan Injil kepada mereka yang belum mengenal Kristus. Roh Kudus juga memberikan beban kepada orang-orang tertentu untuk mempersembahkan hidupnya dalam tugas penginjilan. Namun di sisi lain, Tuhan memberikan beban kepadaorang tertentu untuk menyelamatkan mereka yang bingung dan bimbang karena ajaran sesat yang telah menyelinap masuk ke dalam gereja. Beban seperti inilah yang dimiliki Yudas ketika menuliskan surat Yudas.
Ketika ingin menuliskan suratnya, sesungguhnya Yudas ingin menuliskan tentang hal kesalamatan tetapi Roh Kudus mendorongnya untuk menuliskan hal yang beda yaitu tentang perjuangan mempertahankan iman. Yudas berkata, “Saudara-saudara yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihatkan kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus” (Yudas 3). Yudas terdorong menasihatkan penerima suratnya agar tetap berjuang mempertahankan iman.
Menasihatikan” merupakan suatu tindakan memberikan arahan dan petunjuk apa yang harus dilakukan, apa yang baik dan apa yang harus dituruti dan apa yang harus dihindari. Dalam konteks surat Yudas di atas, “menasihatkan” yang dimaksud Yudas adalah memberitahukan kepada mereka apa yang sedang terjadi dalam gereja saat itu yaitu adanya pengajar sesat yang menyelinap masuk ke dalam gereja bahkan menjadi bagian dari gereja. Yudas melanjutkannya dalam ayat berikutnya, “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus” (Yudas 4).
Karena pengajar sesat yang menyelusup masuk dalam gereja, Yudas dengan tegas mengingatkan dan menasihatkan penerima suratnya untuk tetap memperjuangkan iman yang telah dimiliki mereka. Bahkan lebih daripada itu, Yudas mengajarkan agar mereka juga menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang sudah terpengaruh pengajaran sesat dan berusaha untuk menyelamatkan mereka seperti merampas mereka dari api. Perhatikan ayat-ayat berikut:
Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus. Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: “Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka.” Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus. Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa” (Yudas 17-24).
Melihat apa yang disampaikan Yudas dalam ayat-ayat di atas, jelas menunjukkan bahwa Yudas mengambil sikap menghakimi dalam melihat dan menilai apa yang sedang terjadi dalam gereja saat itu. Yudas mengatakan bahwa para pengajara sesat telah menyelinap dalam gereja dan mempengaruhi banyak orang agar menyimpang dari iman. Yudas begitu tegas mengatakan bahwa akan banyak pengajar-pengajar sesat dan pengejek-pengejek menjelang akhir zaman. Oleh karena itu, orang-orang Kristen harus membangun imannya dan bangkit melawan pengajar sesat dengan cara menolong dan menyelamatkan orang-orang yang ada dalam gereja yaitu menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu.
Jika kita dilarang menghakimi, seharusnya Yudas juga tidak bisa memberikan penilaian terhadap keadaan gereja dan orang-orang yang ada di dalamnya serta perbuatan-perbuatan dan tindakan-tindakan menyimpang yang dilakukan orang-orang tertentu dalam gereja. Coba bayangkan jika seorang hamba Tuhan tidak diperbolehkan memberikan penilaian atau mengatakan sesuatu itu salah karena rasa takut di label “menghakimi orang lain” maka gereja dan kekristenan akan hancur dan siapapun dalam gereja akan bisa melakukan apa saja yang dirasa baik dan benar. Tetapi karena para hamba Tuhan dipanggil untuk mengajar, menasihati, menegor dan menggembalakan jemaat maka adalah tugas dan tanggungjawab mereka untuk mengarahkan dan mengajar jemaat sesuai dengan apa yang Firman Allah ajarkan. Di sisi lain, mereka juga memiliki tugas dan tanggungjawab untuk menegur mereka yang sesat, menyimpang dan keliru. Sikap ini harus dilakukan agar bisa menuntun, mengajar dan membimbing mereka yang tersesat agar mereka kembali pada kebenaran. Sikap menghakimi dibutuhkan agar bisa menginjil mereka yang tersesat dan yang tidak mengenal Kristus.




share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Unknown, Published at 08:29 and have 0 komentar

No comments:

Post a Comment